Senin, 28 Mei 2012

Bermain Pasir Pantai Banyak pengunjung yang datang kesini menghabiskan sebagian waktunya di pantai sambil bermain pasir. Khususnya bagi anak-anak, bermain di pasir putih Pantai Carita dilakukan sambil membuat istana pasir dan membentuk gunung. Selain anak-anak banyak remaja yang juga senang bermain pasir di sana. Mereka lebih sering membuat lubang besar dan dalam yang dapat mengubur tubuh mereka hingga sebatas leher. Kami pun tidak mau kalah dalam permainan yang cukup mengasyikan itu. Seorang temnaku membuat lubang di pasir dan masuk dengan berbaring di dalam lubang, sementara teman lainnya menguburnya hingga yang terlihat hanya kepalanya saja. Kami pun tidak menyangka, ternyata beberapa saat ”dikubur” mendekat seekor kepiting yang sedang berjalan menuju dirinya, yang akhirnya membuat kami tertawa terpingkal-pingkal melihat ”si terkubur” berteriak-teriak, kuatir jika sang kepiting akan menjepit hidungnya, hahaha….! Ombak yang Kecil dan Lembut Di sini para wisatawan diberikan kebebasan untuk berenang langsung di pantai, walaupun dibolehkan hanya sampai batas yang telah ditentukan pengelola pantai. Dengan ombak yang kecil, setiap pengunjung dapat berenang dengan aman dan nyaman kendatipun baru pertama kali berenang di pantai. Sangat mengasikan. Bagi yang ingin berenang menggunakan papan pelampung, di tempat ini banyak tersedia matras selancar dengan harga yang amat merakyat. Cukup mengeluarkan satu lembaran uang lima ribuan rupiah, Anda bisa menggunakan sepuasnya. Sungguh sangat menyenangkan jika berenang menggunakan matras selancar ini, meluncur di atas air dengan santai sambil menikmati alunan gelombang kecil sepanjang pantai. Jika ombak datang, Anda hanya perlu terlungkup di atas matras dan byurrrrr…. matras pun terbawa dorongan ombak ke tepian pantai. Kami pun mencobanya berulang-ulang, wah sungguh mengasikkan dech…, seakan tidak ingin berhenti berenang. Permainan yang Disuguhkan di Pantai Carita Setelah puas berenang dan terminum sedikit asinnya air laut, kami mencoba beberapa permainan lain yang lebih menantang. Permainan pertama yang kami coba adalah Speed Boat yang mirip sepeda motor dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp. 150.000, untuk satu kali penyewaan selama 15 menit. Hmm… lumayan juga sich mengeluarkan biaya sebesar itu, tetapi semua terbayar dengan kenikmatan dan tantangan permainan itu. Sebelumnya, kita diberi tahu terlebih dahulu bagaimana cara menghidupkan dan mengemudikan Speed Boat jangan sampai kita kewalahan jika terjadi sesuatu pada saat kita menjalankannya. Setelah memahami semua instruksinya kami pun memakai jaket pelampung dan mulai menghidupkan mesin. Speed Boat pun mulai hidup serta jalan perlahan, pelan-kencangnya laju Speed Boat tergantung kepada tangan kita yang menarik gas, ingin pelan atau kencang. Permainan lainnya adalah Banana Boat (balon mirip pisang raksasa yang di tarik oleh perahu motor) dimana para pengunjung dibuat tegang oleh permainan ini karena jalannya yang sengaja dibuat meliuk-liuk, dan terkadang juga ditarik dengan kecepatan kencang tiba-tiba sehingga banyak penumpang Banana Boat yang terjatuh ke air berkali-kali. Anda tidak perlu takut jika tercebur ke air, karena jaket yang kita gunakan membuat tubuh ini mengambang di air. Hampir 2 jam bermain di air, kami pun semua naik kedaratan dan memesan kelapa muda. Segarnya… meminum air kelapa muda setelah beberapa kali terminum air pantai yang asin. Harga satu buah kelapa muda yang siap minum hanya Rp. 5.000. Bermalam disini pun sangat mengasyikan. Tempat untuk menginap yang tersedia cukup banyak dan bervariasi. Harga kamar permalam relatif murah, dan amat tergantung pada kepandaian tawar-menawar dengan pengelola penginapan, yang kebanyakan berupa kamar kondominium bertingkat. Kami pun mendapatkan sebuah penginapan yang cukup lengkap, dengan fasilitas 2 kamar tidur berkasur empuk, 1 kamar mandi serta pemandangan langsung ke arah pantai. Penginapan yang lebih mirip flat rumah tinggal untuk 1 keluarga ini kami sewa untuk 1 malam. Penginapan yang hanya berjarak 10-an meter dari bibir pantai ini, menyajikan suara desir ombak kecil yang menghempas ke pantai di sepanjang malam. Suasana udara sejuk, yang ketika malam semakin larut terasa dingin. Demikianlah sedikit cerita dari objek wisata Pantai Carita Pandeglang – Banten. Kesan wisata di akhir minggu yang dari awal hingga akhir sungguh mengasyikan. Yah….. mirip-mirip seperti di Pantai Sanur – Bali Kali ya….! Nama saya yemi febriant i tapi sering di panggil yerin saya berasal dari buton. Saya kelahiran 10 11 1992, umur saya sekarang 19 tahun, saya beragama islam,hobi membaca buku, makanan faforit nasi goreng, minuman kesukaan jus, warna kesukaan biru. Saya anak pertama dari enam bersaudara, saudara laki-laki saya 2 0rang dan perempuan 4 orang. Saudara ke 2 saya namanya anto, ke 3 namanya nofri, ke 4 namanya dika, ke 5 namanya arul dan yang ke 6 namanya hikma. Saya memiliki keluarga yang sangat bahagia kedua orang tua saya sangat menyayangi anak-anaknya. Saya memulai pendidikan dari SD negeri 6 talaga raya,SMP negeri 1 talaga raya,SMA negeri 1 waren, dan sekarang saya melanjutkan pendidikan di akademi kebidanan pelitu ibu kendari. Di kendari saya tinggal bersama sepupuku di jln. Hea mokodompit di loronk pelingdung. Kenapa saya melanjutkan pendidikan di akademi kebidanan pelita ibu karna saya ingin Menjadi seorng bidan, karna bidan adalah cita-cita saya sejak kecil, karna pekerjaan seorang bidan adalah pekerjaan yang mulia dengan itu saya bisa menolong ibu yang bersalin dan menolong banyak orang yang membutuhkan khususnya di bidang kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar