Sabtu, 02 Juni 2012



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


STANDAR KOMPETENSI :
Menulis :  Mengungkapkan informasi dalam bentuk proposal, surat dagang, karangan ilmiah

KOMPETENSI DASARINDIKATORTUJUAN PEMBELAJARANMATERI PEMBELAJARANMODEL DAN METODE PEMBELAJARANBAHAN DAN MEDIA
Menulis proposal untuk berbagai keperluanKognitif proses Menemukan unsur-unsur proposal Menemukan perbedaan proposal kegiatan, penelitian, penyusunan karya tulis, dan proposal bantuan dana atau fasilitas Produk Mengidentifikasi unsur-unsur proposal Menunjukkan jenis-jenis proposal Menjelaskan tentang tujuan menulis proposal Psikomotor Menulis proposal kegiatan Afektif Karakter tanggung jawab tekun kreatif kritis disiplin Keterampilan sosial Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar Menyumbang ide Membantu teman yang mengalami kesulitanKognitif Proses Setelah membaca dan memahami proposal, siswa secara mandiri diharapkan dapat Menemukan unsur-unsur proposal Menemukan perbedaan proposal kegiatan, penelitian, penyusunan karya tulis, dan proposal bantuan dana atau fasilitas Produk Setelah menemukan hasil pencapaian tujuan proses di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat Mengidentifikasi unsur-unsur proposal Menunjukkan jenis-jenis proposal Menjelaskan tentang tujuan menulis proposal Psikomotor Setelah menentukan dan memahami hasil pencapaian tujuan produk di atas, siswa secara mandiri diharapkan dapat Menulis proposal kegiatan Afektif Karakter Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku yang meliputi sikap tanggung jawab tekun kreatif kritis disiplin Keterampilan sosial Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan kecakapan sosial yang meliputi Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar Menyumbang ide Membantu teman yang mengalami kesulita
  • Contoh proposal
  • Unsur-unsur proposal
  • pendahuluan
  • latar belakang
  • tujuan 
  • waktu dan tempat pelaksanaan
  • sasaran acara dan kegiatan
  • susunan kepanitiaan
  • anggaran
  • penutup
  • Pendekatan: Pembelajaran Kontekstual Model Pembelajaran: Kunjung karya Metode: penugasan, diskusi dan unjuk kerja
  • Contoh proposal
  • LKS
  • Kertas HVS
  • ALAT Spidol
  • Format evaluasi,Pedoman penilaian dan penskoran



SKENARIO PEMBELAJARAN


NoKegiatan Pengamatan
1

2

3

4



PERTEMUAN I  (80 menit)

A1    Kegiatan Awal (15):
  • Tahap 1 (5 menit): Membaca doa dan mengecek kehadiran siswa. Pemancingan dengan mula-mula menanyakan kesiapan belajar siswa, lalu menanyakan pengetahuan dan pengalaman siswa tentang proposal.
  • Tahap 2 (10 menit): Pengarahan dengan mula-mula bertanya jawab tentang unsur-unsur proposal, kemudian diakhiri dengan penegasan guru tentang tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam proses pembelajaran pada pertemuan itu.               
B1    Kegiatan Inti (55 menit):
  • (55 menit): guru membagi siswa secara berpasangan  membaca secara intensif contoh proposal. Selanjutnya  siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi unsur-unsur proposal. Kemudian siswa bersama pasangannya bertanggung jawab dalam menunjukan unsur-unsur proposal               
C1    Kegiatan Akhir (10 menit)
  • Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan umum atas semua butir pembelajaran yang telah dilaksanakan
  • Siswa  diminta menyampaikan kesan dan saran (jika ada) terhadap proses pembelajaran yang baru selesai mereka ikuti;
  • Guru menugaskan siswa untuk mencari naskah hikayat yang akan mereka tentukan unsur instrinsik dan ekstrinsiknya    
SUMBER PEMBELAJARAN
    Contoh proposal
    Materi Essensial MGMP Sekolah
    Lembar Pegangan Guru
    LKS 1 ; LKS 2
    LP 1    ; LP 2
    Silabus

    EVALUASI DAN PENILAIAN
  1. Evaluasi
  • Evaluasi Proses: dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas peserta  (siswa) dalam menggarap tugas, diskusi, kegiatan tanya jawab, dan dialog informal.
  • Evaluasi Hasil: dilakukan berdasarkan analisis hasil pengerjaan tugas dan pengerjaan tes, dan pengamatan unjuk keterampilan (performance)

     2. Penilaian
  • Jenis Tagihan Penilaian: LKS 1 dan LP 1, LKS 2 dan LP 2, , LP 4, LP 5
  • Tugas Individu: menggunakan LKS 3 ; LP 3
  • Bentuk Instrumen Penilaian:
  • Uraian bebas
  • Jawaban singkat
  • Lembar pengamatan (Jurnal)



Satuan Pendidikan    : SMA
Mata Pelajaran         : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester         : XI/I
Standar Kompetensi  : Menulis
Kompetensi Dasar    : Menulis proposal untuk berbagai kegiatan

LEMBAR PEGANGAN GURU
 (LPG)
Pengertian proposal
Proposal merupakan rancangan kegiatan yang dibuat untuk memberitahukan kepada pihak tertentu agar kegiatan yang dilakukan dapat lebih terarah. Unsur-unsur proposal yaitu : pendahuluan, latar belakang, tujuan, waktu dan tempat pelaksanaan, sasaran, acara dan kegiatan, susunan kepanitiaan, anggaran dan penutup. Penulisan proposal bertujuan untuk mendapatkan persetujuan dan untuk mendapatkan bantuan baik berupa dana maupun sarana.
Jenis-jenis proposal :
  • Proposal kegiatan
  • Proposal penelitian
  • Proposal dalam rangka penyusunan tugas akhir
  • Proposal bantuan dana atau fasilitas
Adapun unsur-unsur proposal adalah :
  •   Pendahuluan : berisi gambaran umum tentang pelaksanaan suatu kegiatan
  • Latar belakang: berisi tentang apa yang menjadi asumsi dilaksanakannya kegiatan
  • Tujuan : berisi tentang apa yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan
  • Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
  • Sasaran : berisi kepada siapa kegiatan itu ditujukan
  • Acara dan kegiatan
  • Susunan kepanitiaan
  • anggaran
  • penutup

DAFTAR PUSTAKA
Irawan, yudi (dkk). 2007. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Perbukuan



 

Senin, 28 Mei 2012

Generasi Mudah dan Bahaya Narkoba  Hakekat generasi mudah dan bahaya narkoba Narkoba adalah bahan atau zat aktif yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan atau psikologis (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang. Efek penggunaan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun psikologis. Deteksi awal pada seseorang yang menggunakan narkoba, sangat sulit. Harus dilakukan penelitian secara cermat karena setiap zat memberikan gejala yang berbeda. Pada pengguna narkoba, terjadi perubahan fisik dan perilaku, kebutuhan uang meningkat tanpa kejelasan, penurunan prestasi akademis, perubahan teman bermain. Inilah mengapa perlu diadakan tes laboratorium untuk lebih memastikan. Menghadapi orang yang diduga menggunakan narkoba, tidak bisa sendiri. Hadapilah dengan tenang, jangan menghakimi, beri contoh yang masuk akal, bersikap empati bukan simpati, yakin bahwa anda dapat membantu, tidak mengintrogasi, mendengarkan dengan aktif, ajak orang tua berpartisipasi aktif dan selalu waspada bila ada sikap yang bersifat manipulatif. Hasil yang diharapkan dari talkshow interaktif ini adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman para mahasiswa mengenai bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Selain itu, diharapkan kepedulian dan kewaspadaan mahasiswa terhadap ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba juga meningkat. Mahasiswa juga diharap bersikap tegas menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Efek yang lebih baik lagi adalah meningkatnya kesadaran mahasiswa untuk turut aktif berpatisipasi dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dan menjadi fasilitator sekaligus konselor teman sebaya. Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis Narkotika adalah : • Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. • Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: • Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti: • Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb. • Bahaya bagi Remaja Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.  Jenis Narkoba menurut efeknya Dari efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga: 1. Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw. 2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah Shabu-shabu dan Ekstasi. 3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja. enis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain. Sedangkan jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom. Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven). Sering kali pemakaian rokok dan alkohol terutama pada kelompok remaja (usia 14-20 tahun) harus diwaspadai orangtua karena umumnya pemakaian kedua zat tersebut cenderung menjadi pintu masuk penyalahgunaan Narkoba lain yang lebih berbahaya (Putauw).  OPIAT atau Opium (candu)opium Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi). * Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation) * Menimbulkan semangat * Merasa waktu berjalan lambat. * Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk. * Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang). * Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.  Morfin Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena) * Menimbulkan euforia. * Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi). * Kebingungan (konfusi). * Berkeringat. * Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar. * Gelisah dan perubahan suasana hati. * Mulut kering dan warna muka berubah.  Heroin atau Putaw Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion (± 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya. * Denyut nadi melambat. * Tekanan darah menurun. * Otot-otot menjadi lemas/relaks. * Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point). * Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri. * Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat. * Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal. * Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari. * Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar-debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur. Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat  Ganja atau kanabis Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. * Denyut jantung atau nadi lebih cepat. * Mulut dan tenggorokan kering. * Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira. * Sulit mengingat sesuatu kejadian. * Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi. * Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan. * Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek. * Gangguan kebiasaan tidur. * Sensitif dan gelisah. * Berkeringat. * Berfantasi. * Selera makan bertambah.  LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar ¼ perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8-12 jam. * Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu. * Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya. * Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid). * Denyut jantung dan tekanan darah meningkat. * Diafragma mata melebar dan demam. * Disorientasi. * Depresi. * Pusing * Panik dan rasa takut berlebihan. * Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian. * Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan.  Kokain Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. * Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy). * Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks. * Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan. * Timbul masalah kulit. * Kejang-kejang, kesulitan bernafas. * Sering mengeluarkan dahak atau lendir. * Merokok kokain merusak paru (emfisema). * Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan. * Paranoid. * Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs). * Gangguan penglihatan (snow light). * Kebingungan (konfusi). * Bicara seperti menelan (slurred speech).  Amfetamin Nama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena). * Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps). * Suhu badan naik/demam. * Tidak bisa tidur. * Merasa sangat bergembira (euforia). * Menimbulkan hasutan (agitasi). * Banyak bicara (talkativeness). * Menjadi lebih berani/agresif. * Kehilangan nafsu makan. * Mulut kering dan merasa haus. * Berkeringat. * Tekanan darah meningkat. * Mual dan merasa sakit. * Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar. * Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari. * Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.  Sedatif-Hipnotik (Benzodiazepin/BDZ) Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya aprazolam/Xanax/Alviz. * Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan. * Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama. Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan misalnya seconal. * Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan. * Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension). * Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir. * Nampak bahagia dan santai. * Bicara seperti sambil menelan (slurred speech). * Jalan sempoyongan. * Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.  Alkohol Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput). Pada umumnya alkohol : * Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi. * Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah). * Merasa senang dan banyak tertawa. * Menimbulkan kebingungan. * Tidak mampu berjalan.  Inhalansia atau Solven Adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin.Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak. * Pada mulanya merasa sedikit terangsang. * Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan. * Bernafas menjadi lambat dan sulit. * Tidak mampu membuat keputusan. * Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan. * Mual, batuk dan bersin-bersin. * Kehilangan nafsu makan. * Halusinasi. * Perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan. * Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest). * Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan. * Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena jatuh, kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian. bat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.  Jenis-jenis narkotika yang disalahgunakan peredarannya narkoba meliputi : A. Narkotika zat berasal dari tanaman atau bukan tanaman. 1) Tanaman a. Opium atau candu/morfin yaitu olahan getah tanaman papaver somniferum tidak terdapat di Indonesia, tetapi diselundupkan di Indonesia. b. Kokain yaitu olahan daun koka diolah di Amerika (Peru, Bolivia, Kolumbia). c. Cannabis Sativa atau Marihuana atau Ganja banyak ditanam di Indonesia. 2) Bukan tanaman a. Semi sintetik : adalah zat yang diproses secara ekstraksi, isolasi disebutalkaloid opium. Contoh: Heroin, Kodein, morfin. b. Sintetik : diperoleh melalui proses kimia bahan baku kimia, menghasilkan zat baru yang mempunyai efek narkotika dan diperlukan medis untuk penelitian serta penghilang rasa Sakit (analgesic) seperti penekan batuk (antitusif). Contoh : Amfetamin, Metadon, Petidin, Deksamfetamin.  Penyalahgunaan Narkoba Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikut trend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dll. - maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berianjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi, disebut juga kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut: 1. coba-coba 2. senang-senang 3. menggunakan pada saat atau keadaan tertentu 4. penyalahgunaan 5. ketergantungan  Dampak penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. Dampak Fisik: 1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi 2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah 3. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim 4. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru 5. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur 6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual 7. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) 8. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya 9. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian Dampak Psikis: 1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah 2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga 3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal 4. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan 5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri Dampak Sosial: 1. Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan 2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga 3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.  Langkah-langkah Penanggulangan Penggunaan Narkoba Upaya penanggulangan penggunaan narkoba yaitu: 1. Pendidikan agama sejak dini 2. Pendidikan di lingkungan keluarga 3. Pendidikan agama di sekolah atau perguruan tinggi 4. Pendidikan agama di masyarakat Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang akan ditimbulkan oleh Narkoba dan betapa cepatnya tertular para generasi muda untuk mengkonsumsi Narkoba, maka diperlukan upaya-upaya konkrit untuk mengatasinya. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah : 1. Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik di sekolah maupun di masyarakat. 2. Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitia menunjukkan bahwa anak-anak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan (broken home). 3. Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina. 4. Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah Narkoba, di Rumah oleh Ayah dan Ibu, di Sekolah oleh Guru/Dosen dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum. 5. Narkoba Dari sisi medis, narkoba memang dilegalkan dan hanya digunakan untuk keperluan medis dan memiliki nilai positif. Tapi bila digunakan diluar keperluan medis, narkoba membawa dampak negative dan membahayakan bagi para pemakainya. Penyalah gunaan narkoba diluar kepentingan medis sesungguhnya perbuatan melanggar hukum, oleh karena itu para produsen, pengedar dan jaringannya, dan pemakainya harus ditindak tegas secara hukum. Untuk penanggulangan penyalah gunaan narkoba diperlukan upaya yang terpadu dan komprenhensif yang meliputi upaya preventif, represif, terapi dan rehabilitasi. Penanggulangan harus dilakukan bukan saja oleh pemerintah tetapi juga oleh non pemerintah penanggulangan pada upaya “ Demand reduction and supply reduction “ secara simultan, sinkron, koordinatif, kontinyu dengan perangkat hukum memadai. 6. UPAYA PENANGGULANGAN 1. Preventif 7. - Pendidikan Agama sejak dini - Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih saying. - Menjalin komunikasi yang konstruktif antara orang tua dan anak - Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anak-anak. - Anak-anak diberikan pengetahuan sedini mungkin tentang narkoba, jenis, dan dampak negatifnya 2. Tindakkan Hukum -Dukungan semua pihak dalam pemberlakuan Undang-Undang dan peraturan disertai tindakkan nyata demi keselamatan generasi muda penerus dan pewaris bangsa. Sayangnya KUHP belum mengatur tentang penyalah gunaan narkoba, kecuali UU No :5/1997 tentang Psikotropika dan UU no : 22/1997 tentang Narkotika. Tapi kenapa hingga saat ini penyalah gunaan narkoba semakin meraja lela ? Mungkin kedua Undang-Undang tersebut perlu di tinjau kembali relevansinya atau menerbitkan kembali Undang-Undang yang baru yang mengatur tentang penyalahgunaan narkoba ini. 8. 3. Rehabilitasi Didirikan pusat-pusat rehabilitasi berupa rumah sakit atau ruang rumah sakit secara khusus untuk mereka yang telah menderita ketergantungan. Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa alternative penanggulangan yang dapat kami tawarkan : a. Mengingat penyalah gunaan narkoba adalah masalah global, maka penanggulangannya harus dilakukan melalui kerja sama international. b. Penanggulangan secara nasional, yang teramat penting adalah pelaksanaan Hukum yang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih. Kemudian menanggulangi masalah narkoba harus dilakukan secara terintegrasi antara aparat keamanan ( Polisi, TNI AD, AL, AU ) hakim, jaksa, imigrasi, diknas, semua dinas/instansi mulai dari pusat hingga ke daerah-daerah. Adanya ide tes urine dikalangan Pemda Kalteng adalah suatu ide yang bagus dan perlu segera dilaksanakan. Barang siapa terindikasi mengkomsumsi narkoba harus ditindak sesuai peraturan DIsiplin Pegawai Negri Sipil dan peraturan yang mengatur tentang pemberhentian Pegawai Negri Sipil seperti tertuang dalam buku pembinaan Pegawai Negri Sipil. Kemudian dikalangan Dinas Pendidikan Nasional juga harus berani melakukan test urine kepada para siswa SLTP-SLTA, dan barang siapa terindikasi positif narkoba agar dikeluarkan dari sekolah dan disalurkan ke pusat rehabilitasi. Di sekolah- sekolah agar dilakukan razia tanpa pemberitahuan sebelumnya terhadap para siswa yang dapat dilakukan oleh guru-guru setiap minggu. Demikian juga dikalangan mahasiswa di perguruan tinggi. c. Khusus untuk penanggulangan narkoba di sekolah agar kerja sama yang baik antara orang tua dan guru diaktifkan. Artinya guru bertugas mengawasi para siswa selama jam belajar di sekolah dan orang tua bertugas mengawasi anak-anak mereka di rumah dan di luar rumah. Temuan para guru dan orang tua agar dikomunikasikan dengan baik dan dipecahkan bersama, dan dicari upaya preventif penanggulangan narkoba ini dikalangan siswa SLTP dan SLTA. 9. d. Polisi dan aparat terkait agar secara rutin melakukan razia mendadak terhadap berbagai diskotik, karaoke dan tempat-tempat lain yang mencurigakan sebagai tempat transaksi narkoba. Demikian juga merazia para penumpang pesawat, kapal laut dan kendaraan darat yang masuk, baik secara rutin maupun secara insidental. e. Pihak Departemen Kesehatan bekerjasama dengan POLRI untuk menerbitkan sebuah booklet yang berisikan tentang berbagai hal yang terkait dengan narkoba. Misalnya apakah narkoba itu, apa saja yang digolongkan kedalam narkoba, bahayanya, kenapa orang mengkomsumsi narkoba, tanda- tanda yang harus diketahui pada orang- orang pemakai narkoba cara melakukan upaya preventif terhadap narkoba. Disamping itu melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan berbagai instansi tentang bahaya dan dampak negative dari narkoba. Mantan pemakai narkoba yang sudah sadar perlu dilibatkan dalam kegiatan penyuluhan seperti itu agar masyarakat langsung tahu latar belakang dan akibat mengkomsumsi narkoba. F. Kerja sama dengan tokoh-tokoh agama perlu dieffektifkan kembali untuk membina iman dan rohani para umatnya agar dalam setiap kotbah para tokoh agama selalu mengingatkan tentang bahaya narkoba. g. Seperti di Australia, misalnya pemerintah sudah memiliki komitmen untuk memerangi narkoba. Karena sasaran narkoba adalah anak-anak usia 12-20 tahun, maka solusi yang ditawarkan adalah komunikasi yang harmonis dan terbuka antara orang tua dan anak-anak mereka. Booklet tentang narkoba tersebut dibagi-bagikan secara gratis kepada semua orang dan dikirin lewat pos kealamat-alamat rumah, aparteman, hotel, sekolah-sekolah dan lain-lain. Sehubungan dengan kasus ini, maka keluarga adalah kunci utama yang sangat menentukan terlibat atau tidaknya anak-anak pada narkoba. Oleh sebab itu komunikasi antara orang tua dan anak-anak harus diefektifkan dan dibudayakan. • Upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan melalui beberapa cara, sebagai berikut ini : a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari pada pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, pengawasan distribusi obat-obatan ilegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan Narkoba. b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hukum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat keamanan yang dibantu oleh masyarakat. Kalau masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh main hakim sendiri. c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara medis maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitasi pecandu narkoba seperti Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan Pondok Bina Kasih dll. d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali “ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba. Upaya penanggulangan bahaya Narkoba tidak semata-mata tugas Pemerintah (Kepolisian), tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama. Untuk itu harus ada upaya terpadu (integrated) dari semua pihak, seperti keluarga, sekolah, masyarakat, ulama, LSM dan Pemerintah untuk bersatu padu mencegah dan memberantas bahaya Narkoba. Masing-masing dapat berperan sesuai bidangnya masing-masing, proporsional dan tidak melanggar rambu-rambu hukum. Mari kita perangi narkoba, selamatkan saudara-saudara kita. UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA • UPAYA PENCEGAHAN MELALUI JALUR KELUARGA Unit masyarakat terkecil adalah keluarga. Upaya penanggulangan bahaya akibat penyalahgunaan zat-zat berbahaya yang paling efektif adalah terbinanya keluarga yang sehat dan dinamis. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah: -) Usaha disiplin keluarga -) usahakan adanya hubungan yang serasi dan harmonis antara ibu, bapak, dan anak dengan penuh cinta kasih -) dalam memelihara keharmonisan itu, berikan kepada anak suatu tanggung jawab dan kepercayaan yang disertai dengan nbimbingan serta koreksi orang tua -) memberikan kesempatan dan penghargaan terhadap pendapat dan pemikiran anak dalam berbagai masalah -) menyalurkan hobi bagi anak ke hal-hal positif -) berikan waktu secara khusus dan kontinu untuk memberikan perhatian kepada anak-anak walaupun sedikit dan dalam kesibukan apapun -) jadilah orang tua sebagai panutan utama, sesuai kata-kata dengan perbuatan -) berikan penghargaan dan perhatian terhadap prestasi anak khususnya prestasi sekolah -) bina dalam disiplin keluarga dan tata tertib yang telah disepakati bersama. Tidak terlalu keras dan tidak memanjakan anak -) dalam masalah penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya baik orang tua maupun si anak pelajarilah pengetahuan si anak mengenai narkotika, dan bahayanya bila disalahgunakan. Pelajari dan pahami tentang tanda-tanda umum yang biasanya diderita oleh korban narkotika -) dalam hubungan ini, periksalah barang-barang milik anak anda secara diam-diam untuk menghindari dibawanya barang larangan itu. Juga diadakn secara langsung berdialog dalam keadaan tenang dan obyektif penuh kebijaksanaan • UPAYA PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Pengendalian dan pengawasan narkotika perlu dilakukan. Karena bila disalahgunakan, tidak dibawah pengawasan dokter dapat menimbulkan ketergantungan dan dapat mengakibatkan gangguan fisik, mental, kejiwaan sosial, kamtibnas, dan akibat lebih jauh dapat mengganggu ketahanan nasional. Oleh karenanya penggunaan untuk pengobatan diperlukan upaya pengendalian dan pengawasan terhadap narkotika. Pengawasan dan pengendalian ditujukan untuk menjamin agar jenis dan jumlah kebutuhan narkotika dan psikotropika cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan. Jalur resmi upaya-upaya pengendalian dan pengawasan sudah tentu dilakukan oleh aparat terkait yang berwenang, agar benar-benar dapat diawasi pertimbangan permintaan dan persediaan dan jenis-jenis obat yang dibutuhkan. • LANGKAH REPRESIF Upaya pemberantasan jalur gelap dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya diperlukan upaya terpadu baik lingkungan nasional regional, maupun internasional. Bagi Indonesia yang kondisi geografisnya terdiri dari ribuan pulau dengan garis pantai yang terbuka lebar disadari sebagai wilayah yang amat rawan bagi lalu lintas gelap narkotika. Pemberantasan jalur perdagangan gelap dan produksi narkotika di wilayah sumatera, jawa dan daerah lain selama ini telah lebih intensif dilakukan oleh aparat. Walaupun demikian, diperlukan pemberantasan yang berkelanjutan. • PENGOBATAN Bagi korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya, pengobatan yang dilakukan dari segi medis, dalam arti melepaskan ketergantungan secara fisik tidak begitu sulit yaitu dengan pengobatan yang disebut dengan detoksifikasi yang memerlukn waktu sedikitnya tiga minggu. Namun terkadang kekambuhan datang kembali dikarenakan faktor psikologis, atau kepribadian si penderita dan faktor lingkungan. Biasanya pengobtan yang dijalankan pada rumah sakit yang khusus menangani korban narkotika dan zat adiktif lainnya meliputi pengobatan detoksifikasi dilakukan dengan cara psikoterapi dengan maksud dapat memperkuat kepribadian, kepercayaan diri, harga diri dan mengetahui arti hidup yng berarti bagi si penderita, yang terakhir adalah dengan rehabilitasi medis. Para pecandu narkotika biasanya mempunyai permasalahan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, penyembuhan melalui sistem pendekatan kemudian harus lihat dari berbagai segi dan faktor. Sejalan dengan pengobatan medis, pembinaan mental spiritual terus dilakukan. Bimbingan psikiater secara kontinu sangat dibutuhkan untuk menghindari kekambuhan kembali. Selanjutnya partisipasi masyarakat sangat diperlukan teruatama dalam hal penerimaan bekas korban narkotika untuk kembali ke tengah masyarakat untuk memulai hidup dengan wajar. Sedangkan bagi penderita yang sudah kritis secara fisik, hendaknya dibawa ke rumah sakit yang khusus menangani penderita penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif linnya. • REHABILITASI Tempat rehabilitasi dan sekaligus pengobatan terhadap korban penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya telah tersedia di berbagai tempat. Namun begitu yang lebih penting adalah bagaimana si korban dapat bertahan dari kesembuhan, tidak kmbuh lagi sepulang dari panti pengobatan dan rehabilitasi tersebut. Hal ini sangat memerlukan perhatian orang tua serta partisipsi masyarakat untuk memberikan dorongan, kesempatan bergaul, semangat baru, dan harapan-harapan baru diberikan kepadanya dan pendalaman agama untuk lebih bertaqwa kepada Tuhan YME. Tanpa motivasi, bayang-bayang menuju kekambuhan akan lebih cepat.
DIABETES MELLITUS TYPE 1 A. DEFINISI Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin dimana tubuh kekurangan hormon insulin,dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Hal ini disebabkan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak dan remaja. B. Etiologi: 1) Faktor genetic Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe 1 meningkat 3 hingga 5 kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4). 2) Faktor imunologi Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Hal ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Otoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen atau internal terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis diabetes tipe 1. 3) Faktor lingkungan Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas. C. Patofisiologi: Dalam proses metabolisme, insulin memegang peran yang sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa kedalam sel. Insulin adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta dipankreas. Pancreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya dibelakang lambung. Didalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-pulau langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mengeluarkan hormone insulin untuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga sel alfa yang memproduksi glukagon. Yang bekerja sebaliknya dengan insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel deta yang mengeluarkan somastostatin. Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, untuk kemudian didalam sel, glukosa itu dimetaboliskan menjadi tenaga.Insulin pada DM tipe 1 tidak ada disebabkan karena pada jenis ini timbul reaksi autoimun disebabkan karena adanya peradangan pada sel beta insulitas. Ini menyebabkan timbulnya antibody terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen(sel beta) dengan antibody (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel beta. Hancurnya sel-sel beta karena proses autoimun menyebabkan glukosa yang berasal dari tanaman tidak dapat disimpan di dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia post prandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urine (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan dieresis osmotic. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuri) dan rasa haus (polidipsi). E. Pemeriksaan penunjang a) Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL b) Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok c) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat d) Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l e) Elektrolit : • Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun • Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan menurun. • Fosfor : lebih sering menurun f) Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM) dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan control tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru) g) Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 ( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik. h) Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis : hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi. i) Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi ginjal) j) Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis akut sebagai penyebab dari DKA. k) Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody) l) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin. m) Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat. n) Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pernafasan dan infeksi pada luka. F. Penatalaksanaan Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes : 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan
TEORI ANALISIS KESALAHAN TANDA BACA 2.1 Analisis Kesalahan Berbahasa H. V. George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. Sebagian besar guru bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa baku sebagai standar penyimpangan. Ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ilmu yang digunakan sebagai dasar analisis berbahasa, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Jadi ruang lingkup analisis kesalahan berbahasa adalah pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Objek analisis kesalahan berbahasa tidak berbeda dengan objek linguistik. Artinya yang dijadikan objek analisis kesalahan berbahasa adalah secara umum pemakaian bahasa yang dilakukan oleh peserta didik. Namun bukan semua jenis pemakaian bahasa menjadi objek analisis kesalahan berbahasa, melainkan hanya pemakaian bahasa yang bersifat formal atau resmi, antara lain pemakaian bahasa tulis pada laporan penelitian, karya ilmiah (skripsi, tesisi, disertasi, dan makalah), laporan kegiatan (seperti kegiatan workshop, lokakarya, seminar, praktik kerja lapangan, dan lain-lain). Di samping pemakaian bahasa tulis formal, pemakaian bahasa lisan formal menjadi objek analisis kesalahan berbahasa. Objek itu berdasarkan bidangnya dapat dikelompokkan sebagaimana bidang linguistik. Artinya, ada objek analisis berbahasa pada tataran fonologi, objek analisis kesalahan bidang morfologi, sintaksis, dan semantik. 1. Tanda koma (,) a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti, tetapi / melainkan. c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimat. d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi iinduk kalimat. e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimatt. Termasuk di dalamnya oleh, karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun begitu, akan tetapi. f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. h. Tanda koma dipakai di antar nama alamat, bagian-bagian kalimat, tempat dan taggal, dan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannnya dalam daftar pustaka. j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. n. Tanda koma dapat dipakai—untuk menghindari salah baaca—di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang megiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. 2.2 Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Peranan bahasa yang utama adalah sebagai sarana komunikasi, sebagai alat penyampai maksud dan perasaan seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Disikapi dari sudut ini, sudah baiklah bahasa seseorang apabila sudah mampu mengemban amanat tersebut. Namun, mengingat bahwa situasi kebahasaan itu bermacam-macam adanya, tidak selamanya bahasa yang baik itu benar, atau sebaliknya, tidak selamanya bahasa yang benar itu baik. Demikian pula halnya dalam bahasa Indonesia, yakni bahasa Indonesia yang baik tidak selalu benar dan bahasa Indonesia yang benar tidak selalu baik (Sloka, 2006:112). Bertitik tolak dari pengertian tersebut, ada dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh setiap pengguna bahasa Indonesia agar bahasa yang digunakannya itu baik dan benar. Kedua syarat yang dimaksudkan itu adalah sebagai berikut: pertama, memahami baik-baik kaidah bahasa Indonesia dan kedua, memahami benar situasi kebahasaan yang dihadapi. Jadi, bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi pemakaiannya, sedangkan bahasa yang benar adalah bahasa yang menaati kaidah-kaidah kebahasaan.
Kumpulan Kata-kata Mutiara – 3 Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita. Dalam hidup,terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis. Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cubaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan. Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya. Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus. Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat. -Pepatah Arab Jangan tertarik kepada seseorang kerna parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya kerna kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, kerna hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya. Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu. Tentang Waktu Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan. Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi. Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan. Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan. Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan. Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan. Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati. Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti. Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan. Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga. Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR. Teman yang paling akrab adalah AMAL. Pengawal peribadi yang paling waspada DIAM. Bahasa yang paling manis SENYUM. Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK. Wanita yang cantik tanpa peribadi yang mulia ,umpama kaca mata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa Jangan sekali-kali kita meremehkan sesuatu perbuatan baik walaupun hanya sekadar senyuman. Anda bukan apa yang anda fikirkan tentang anda, tetapi apa yang anda fikirkan itulah anda Hidup tak selalunya indah tapi yang indah itu tetap hidup dalam kenangan. Hidup memerlukan pengorbananan. Pengorbanan memerlukan perjuangan. Perjuangan memerlukan ketabahan. Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan pula menentukan kejayaan. Kejayaan pula akan menentukan kebahagiaan. Kekayaan bukanlah satu dosa dan kecantikan bukanlah satu kesalahan. Oleh itu jika anda memiliki kedua-duanya janganlah anda lupa pada Yang Maha Berkuasa. Sampan tidak akan dapat belayar di padang pasir betapa pun jua empuknya pasir itu -Pepatah Arab Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. - Lao Tze Kalaulah anda tidak mampu untuk menggembirakan orang lain, janganlah pula anda menambah dukanya. Gantungkan azam dan semangatmu setinggi bintang di langit dan rendahkan hatimu serendah mutiara di lautan Saya percaya, esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini, tetapi hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.
Jurnalistik dan Media Massa Pengertian Jurnalistik Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kepenulisan. Kata dasarnya adalah jurnal (journal) yang berarti laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day), dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari. Secara konseptual jurnalistik dapat dipahami dalam tiga hal, yaitu dari sudut pandang:  proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa.  teknik, jurnalistik adalah keahlian atau ketrampilan menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature). Termasuk di dalamnya adalah keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa dan wawancara.  ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Sebagai ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan. Dengan demikian, jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan. Jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya. Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa. Produk Jurnalistik Produk utama jurnalistik adalah Berita. Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa. Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita. Ada beberapa jenis berita diantaranya berita langsung (straight news), berita investigasi, dan sebagainya. Disamping itu juga ada produk atau jenis tulisan lain yaitu artikel, yaitu pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis informasi ini antara lain kolom, tajuk rencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai. Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut artikel, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara antara berita dan opini. Termasuk jenis ini feature biografi, feature catatan perjalanan, dan feature human interest dan sebagainya. Media Massa Media massa adalah sarana komunikasi massa atau alat penyampai berita. Ciri-ciri media massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas, pesan atau isinya bersifat umum, tetap atau berkala, berkesinambungan atau terjaga kontinuitasnya, dan berisi hal-hal baru aktualitas. Fungsi Media Massa Negara berkewajiban untuk memberikan informasi seluas-luas bagi seluruh warganya dalam hal mendapatkan informasi. Kewajiban negara ini harus dipenuhi agar kehidupan bernegara bisa berjalan sehat. Oleh karena itu negara mengeluarkan UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, sebagai jaminan bagi seluruh warga negara mendapatkan informasi seluas-luasnya. Media massa memiliki fungsi dan peran sangat penting sebagai pengemban amanat rakyat, dalam mewakili kepentingan publik untuk mendapatkan informasi tersebut. Karena itulah kebebasan pers juga perlu mendapat jaminan atau payung hukum yaitu dikeluarkannya UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers. Jenis Media Massa Ada beberapa jenis media massa, yaitu media massa cetak, media massa elektronik, dan media massa online (cybermedia). Termasuk dalam jenis media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak –berdasarkan formatnya— adalah koran/suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media online adalah website internet yang berisikan informasi aktual layaknya media massa cetak. Nilai Berita Ada beberapa hal yang mempengaruhi sebuah kejadian layak diberitakan atau memiliki nilai berita. Diantaranya adalah; 1. Kedekatan. (fisik maupun emosional). Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu. 2. Ketenaran. Orang terkenal memang sering menjadi berita. 3. Aktual. Berita, terutama straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. 4. Dampak. Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita 5. Menonjol. Prestasi besar, kerusakan besar, kemenangan besar, dsb. 6. Konflik. Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dsb. Khusus kategori ini, ada tugas khusus media massa untuk mengurangi dampak. 7. Keanehan. Sesuatu yang tidak lazim mengundang perhatian orang di sekitarnya. Orang yang berdandan esktrentrik, bergaya hidup tidak seperti umumnya, memiliki ukuran fisik yang beda dsb. Sedangkan berita itu sendiri harus memenuhi beberapa unsur. Diantara yang harus terpenuhi dalam pemberitaan adalah A, B, C, D, E (acurate, balance, clear, development, education). PENDAHULUAN Kegiatan jurnalistik sebenarnya sudah lama dikenal manusia di dunia ini, karena selalu hadir di tengah-tengah kita, seiring dengan kegiatan pergaulan hidup manusia yang dinamis, terutama sekali di era informasi dan komunikasi dewasa ini. Pada zaman dahulu, kegiatan jurnalistik tentu saja masih sangat sederhana dan medianya belum berupa koran, tabloid, majalah, radio, televisi, apalagi internet. Seiring perubahan dan perkembangan zaman, kegiatan jurnalistik pun mengalami proses yang sangat dinamis. Dengan munculnya media internet, kegiatan dan cabang jurnalistik pun turut berubah. Media massa cetak yang mapan pun harus menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan tersubut, yang ditandai dengan munculnya versi online mereka. Misalnya harian Kompas (Jakarta), harian Media Indonesia (Jakarta), harian Jawa Pos (Surabaya), harian Kedaulatan Rakyat (Yogyakarta), harian Pikiran Rakyat (Bandung), harian Suara Merdeka (Semarang), tabloid olahraga Bola (Jakarta), dan harian Fajar (Makassar). Mereka kini juga muncul dengan versi online yang berita-beritanya dapat diakses secara gratis lewat internet. Media cetak yang tidak punya versi online akhirnya tertinggal dan lama-kelamaan bisa mati digilas oleh perubahan itu. Sebutlah misalnya harian Pedoman Rakyat di Makassar yang terbit sejak 1 Maret 1947, akhirnya mati dan tidak terbit lagi sejak 3 Oktober 2007. Entah bagaimana kegiatan jurnalistik dan bentuk media massa ke depan. Yang pasti, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia melakukan atau mengikuti perubahan. Jika kita tidak berubah, maka yakinlah, kita pasti akan digilas oleh perubahan itu. PENGERTIAN JURNALISTIK Pengertian atau definisi jurnalistik sangat banyak. Secara etimologi, jurnalistik berasal dari dua suku kata, yakni jurnal dan istik. Jurnal berasal dari bahasa Perancis, jounal, yang berarti catatan harian. Dalam bahasa Latin, juga ada kata yang hampir sama bunyi dan upacannya dengan journal yakni diurna, yang mengandung arti hari ini. Pada zaman Kerajaan Romawi Kuno saat Julius Caesar berkuasa, dikenal istilah acta diurna yang mengandung makna rangkaian akta (gerakan, kegiatan, dan kejadian). Kata istik merujuk pada istilah estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan atau keterampilan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperlukan, seperti kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan, dan musik. Hasil seni dan atau keterampilan dimaksud mengandung nilai-nilai yang bisa diminati dan dinikmati manusia pengagumnya, karena keindahan tersebut mengandung makna yang luas, serta mencakup sifat-sifatnya yang obyektif dan subyektif. Dengan demikian, secara etimologis, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya. Di dalam istilah jurnalistik juga terkandung makna sebagai suatu seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati, sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak. Secara lebih luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuaia dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 21) Masih banyak definisi atau pengertian jurnalistik, antara lain kejadian pencatatan dan atau pelaporan, serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (Astrid S. Susanto, 1986, Komunikasi Massa, Hal. 73). Onong Uchjana Effendy (1981: 102) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarluasannya kepada masyarakat. A.W. Widjaja (1986: 27) menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu secepat-cepatnya. Ensiklopedi Indonesia secara rinci menerangkan bahwa jurnalistik adalah bidangprofesi yang mengusahakan penyajian informasi tengang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada. Secara harfiah, jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ikhwal pemberitaan. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis di surat kabar, majalah, dan media massa lainnya. SEJARAH JURNALISTIK Ada yang berpendapat bahwa Nabi Nuh, adalah orang pertama yang melakukan pencarian dan penyampaian berita. Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir besar, maka diutuslah malaikat menemui dan mengajarkan cara membuat kapal laut sampai selesai kepada Nabi Nuh. Kapal tersebut dibuat di atas bukit dan bertujuan mengevakuasi Nabi Nuh bersama sanak keluarganya dan seluruh pengikutnya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Setelah semua itu dilakukan, maka turunlah hujan selama berhari-hari yang disertai angin kencang dan kemudian terjadilah banjir besar. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan di dalam kapal laut, berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat. Setelah berbulan-bulan lamanya, Nabi Nuh beserta orang-orang beriman lainnya mulai khawatir dan gelisah, karena persediaan makanan mulai berkurang. Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah banjir besar itu memang tidak berubah atau bagaimana? Mereka pun berupaya mencari dan meminta kepastian. Atas permintaan dan desakan tersebut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, ternyata upayanya sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun, Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Maka kabar dan berita itu pun disampaikan Nabi Nuh kepada seluruh anggota penumpangnya. Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Malah ada yang menyimpulkan bahwa Kantor Berita pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh. Dalam sejarah Kerajaan Romawi disebutkan bahwa Raja Imam Agung menyuruh orang membuat catatan tentang segala kejadian penting. Catatan itu dibuat pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumah raja). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Julius Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu (60 SM). Papan tulis itu dikenal dengan nama acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Acta diurna itulah yang disebut-sebut sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian. Seiring kemajuan teknologi informasi, maka yang bermula dari laporan harian maka tercetaklah menjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, maka lahirlah internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah lahir banyak media (multimedia). Seorang yang membuka internet, bisa sekaligus mendengar berita radio, atau mendengarkan musik, atau menonton siaran televisi. SEJARAH JURNALISME INDONESIA Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia (TVRI) muncul dengan teknologi layar hitam putih. Di masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan (pemberangusan) media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh nyata dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan (Deppen) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI, pada 1998. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi kewartawanan. Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers. Pengertian Jurnalistik Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya>>… laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, “du jour” yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. 1. Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). 2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. 3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan. Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa. Informasi : News & Views Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini). Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) –aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga “informasi terbaru”. Jenis-jenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya. Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai. Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest. Penyusunan Informasi Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor. Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini: 1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini. 2. Menguasai bidang liputan (beat). 3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi: 1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan. 2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara. 3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah. 4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia. Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process). Penyebarluasan Informasi Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian usaha (Business Department) –sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan. Media Massa Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak. Ciri-ciri (karakteristik) medi massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal baru (aktualitas). Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik (Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak –berdasarkan formatnya— terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak. Produk Utama Jurnalistik: Berita Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature. Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa. Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita –aktual, faktual, penting, dan menarik—dengan “mengisi” enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana proses kejadiannya) 2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik –spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam. 3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead . BENTUK JURNALISTIK MEDIA CETAK Jurnalistik media cetak dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor verbal dan visual. Verbal sangat menekankan pada kemampuan kita memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif dan komunikatif. Sedangkan visual menunjuk pada kemampuan kita dalam menata, menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan. Materi berita yang ingin kita sampaikan kepada pembaca memang merupakan hal yang sangat penting. Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak, bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik, membangkitkan minat dan selera baca (surat kabar, majalah), selera dengar (radio siaran), dan selera menonton (televisi). Karya jurnalistik harus benar dan dikemas dalam bahasa dan penyajian yang dapat menarik perhatian para pembacanya. Media cetak di Indonesia berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi. Selain mengikuti waktu terbitnya, baik setiap pagi atau petang, harian, mingguan, bulanan ataupun sesekali menerbitkan edisi khusus, perwajahan Koran pun mengalami perubahan. Begitu pula dengan tampilan majalah. Sejak reformasi di Indonesia, banyak majalah bermunculan. Mereka mengejar kebutuhan masyarakat akan berbagai informasi, dari informasi ringan maupun informasi berat.. di berbagai majalah berita, misalnya para wartawan bukan hanya melaoprkan peristiwa yang terjadi pada public tapi juga mengejar berbagai informasi yang tersembunyi. Para wartawan dikirim meliput keberbagai situasi public, perusahaan komersial atau pemerintahan. Para reporter ditugaskan melaporkan kejahatan, bisnis, dan yang lainnya. Dan didasari kebijakan redaksi dan perusahaan yang baik, ditujukan untuk menerbitkan berbagai majalah dengan masing-masing spesifikasi target para pembacanya. 1. Surat Kabar Teknologi elektronik yang memasok televisi hampir di setiap rumah di dunia barat, ikut mendorong perkembangan proses percetakan surat kabar. Kehadiran televisi membuat permunculan Koran-koran yang dibagikan secara gratis. Iklan telah menutup biaya produksi percetakan surat kabar tersebut. Waktu terbitan surat kabarpun telah bervariasi, ada surat kabar harian dan mingguan, ada surat kabar pagi atau sore. Serta sasaran distribusinya ada yang hendak menjangkau beberapa ratus penduduk pada sebuah kota kecil dan ada pula yang memasok keseluruh rakyat pada sebuah negara, bahkan untuk seluruh orang di dunia sebagai “pasar” internasional. Sebuah surat kabar dinilai berbeda karena kesegaran berita yang disampaikan, karakteristik headline-nya, dan keanekaragaman liputan yan menyangkut berbagai topik isu dan peristiwa. Ini sangat terkait denagn kebutuhan para pembacanya, baik dari sisi menarik informasi yang diinginkan oleh pembacanya, dari surat kabar yang ingin dilangganinya. Fungsi surat kabar pun bukan sekedar pelapor kisah-kisah atau kejadian orang seorang. Setiap orang memiliki hak untuk megetahui segala pernak-pernik kejadian. Karena, dari bekal informasi itulah, setiap orang dapat turut berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat. Untuk mendapatkan secara kepastian informasi, setiap orang membutuhkan wartawan surat kabar, yang bertugas sebagai wakil masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala perisiwa yang terjadi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Karena wartawan bertanggung jawab pada kebutuhan masyarakat akan informasi yang ada di lingkungannya. Perkembangan surat kabar menurut Encyclopedia Britannica sendiri bisa di lihat dari tiga fase. Pada fase pertama yaitu para pelapor yang megawali oenerbitan surat kabar yang muncul secara sporadic dan secara gradaual kemudian menjadi penerbitan yang regural yang teratur waktu terbit dan materi pemberitaan serta khalayak pembacanya. Perkembangan masyarakat akhirnya membuat pertumbuhan surat kabar menjadi institusi penerbitan mapan yang diakui masayakat. Fase yang kedua yaitu pertumbuhan kemampuan jurnal-jurnal regular yang masih rentan terhadap berbagai tekanan masayarakat. Penyensoran terhadap berbagai subyek materi informasinya kerap diterima surat kabar. Setiap pendirian surat kabar mesti memiliki izin dari berbagai pihak yang berkuasa. Fase ketiga yaitu masa penyensoran telah tiada namun berganti dengan berbagai bentukan pengendalian. Kebebasan pers memang telah didapat. Berbagai pemberitaan sudah leluasa disampaikan. Tetapi, system kapitalisasi industry masyarakat kerap jadi pengontrol. Di lakukan antara lain melalui pengenaan pajak, penyuapan dan sanksi hukum yang di lakukan kepada berbagai media dan pelaku-pelakunya. Berdasarkan itulah kemandirian surat kabar ditentukan dalam masyarakat. 2. Majalah Perkembangan majalah memiliki beberapa tahapan menurut Encyclopedia Britannica. A. Abad ke-17 Pada masa Cina kuno pernah di terbitkan sesuatu yang menyerupai majalah, tapi majalah yang kita kenal saat ini baru di kenal semenjak ditemukannya mesin cetak di Barat. Awalnya mesin cetak tersebut di gunkan untuk membuat pamphlet, selebaran, buku-buku cerita dan kalender. Lalu secara bertahap disalurkan untuk mencatak terbitan regular dengan mengumpulkan berbagai macam bahan yang ditujukan untuk menyalurkan kepentingan masing-masing. Dan pada akhirnya majalah menempati posisi di antara buku dan surat kabar. Jenis majalah yang kebih ringan isisnya, atau berkala hiburan, pertama kali terbit pada tahun 1672, didirikan oleh seorang penulis yang bernama Jean Donneau de Vinci. B. Abad ke-18 Perkembangan di Inggris, di tandai dengan keadaan masyarakat yang telah meningkat kemampuan “melek-huruf” khususnya di kalangan perempuan. Di tambah menggejalanya kesadaran masyarakat akan hal-hal baru. Majalah member kebutuhan akan hal itu dan menampakkan kemapana oleh karenanya. Di Inggris kemapanan penerbitan majalah di pengaruhi oleh tiga essay periodicals (esai-esai berkala) yakni terbit seminggu tiga kali dan sebagai harian. C. Abad ke-19 Di awal terbitannya, berbagai majalah didesain hanya untuk kalangan terbatas. Sejak tahun 1830-an, bermuncullah majalah-majalah berharga murah, yang ditujukan kepada public yang lebih luas. Awalnya majalah ini menyajikan materi-materi yang bersifat meningkatkan, mencerahkan, dan menghibur keluarga. Tapi pada akhir abad 18, berkembang majalah-majalah popular yang semata-mata menyajikan hiburan. Di Inggris yang menjadi pelopor majalah jenis baru ini adalah Charles Knight. Dan muncul pula berbagai penerbitan majalah serially yang dipenuhi oleh gambar-gambar ilustrasi. Pada akhir abad ke-19, penerbitan majalah mengalami peningkatan pasar. Masyarakat mendapatkan banyak informasi dan hiburan. Di AS, penerbitan majalah terjadi setelah ekspansi besar-besaran pasca perang sipil, juga berkat meningkatnya kecepatan pengiriman majalah lewat pos. D. Abad ke-20 Pada awalnya iklan sangat di tentang oleh berbagai majalah. Alasannya menjaga nilai-nilai satrawi (kesusastraan) dipakai sebagai penguat penolakan. Di Inggris, ketika pajak iklan diturunkan, pada tahun 1853, dan para pemasang iklan mulai menyerbu, berbagai pengelola majlah di antaranya memasang argumen, “tugas dari suatu jurnal yang mandiri ialah melindungi sejauh mungkin untuk mudah percaya, meyakini, dan tak waspada pada kepintaran (tersembunyi)pemasang iklan”. Di Amerika, banyak majalah juga seperti itu, misalnya memasang ketatnya aturan pada para pengiklan. Akan tetapi, iklan sudah menjadi tenaga industry media. Penerbitan majalah, sebagian besarnya, termasuk medium yang di dorong oleh iklan. Majalah berita Time, yang diterbitkan tahun 1923 oleh Briton Hadden dan Henry Luce. Majalah Time setiap minggunya menulis ulang berbagai berita untuk penduduk pedesaan. Ia menjiplak pemadatan (mengintisarikan) model majalah Digests dan majalah saku. Tetapi Time adalah yang pertama-tama menyajikan secara ringkas dan sistematis segala berita di seluruh dunia. Ia memakai dasar pandangan bahwa “masyarakat menjadi tuna berita karena ketiadaan publikasi yang mau mengadaptasi kesibukan orang-orang yang hanya memiliki waktu sedikit untuk membaca berita”. Semua itu mula-mula dikerjakan secara amatiran dan banyak kesulitan. Hadden dan Luce tidak punya banyak pengalaman saat mulai meringkas berita dari kumpulan surat-surat kabar harian. Tetapi usaha tersebut menanjak pasti, menemukan pasarnya di kalangan alumni perguruan tinggi yang jumlahnya membengkak. Selain majalah berita, ada pula jenis pocket magazine (majalah-majalah saku), specialized magazines (majalah-majalah khusus), serta majalah-majalah scholarly (ilmiah), cultural (kebudayaan), dan literary (kesusastraan). Di Indonesia, masyarakat mengenalnya lewat majalah intisari yang berisi berbagai feature ringan tentang berbagai kisah kehidupan. Majalah-majalah specialized mengisi pula perkembangan dunia penerbitan majalah. Di tengah peningkatan sirkulasi majalah-majalah umum, beredar pula majalah-majalah yang melayani minat-minat khusus masyarakat. Majalah jenis ini diklasifikasikan kedalam tema-tema materi professional (seperti perdagangan dan teknikal) dan jurnal-jurnal nonprofessional. Sejumlah Kategori Majalah Berikut adalah kategori majalah, menurut Encyclopedia Britannica: 1. Majalah umum. Majalah ini berisi berbagai macam hal dan ditujukan tidak pada segmen tertentu. Contohnya adalah majalah Reader’s Digest atau intisari. 2. Majalah-majalah berkualitas. Majalah ini menawarkan artikel-artikel yang khusus. Kualitas artikelnya tidak bisa dipublikasikan dimana saja. Kualitas artikelnya tidak termasuk dalam kategori biasa-biasa saja. Contohnya adalah National Geograpic. 3. Majalah penerbangan. Sejenis majalah internal yang ditujukan kepada para penumpang pesawat terbang. Majalah jenis ini masih satu rumpun dengan majalah umum. Sifat internal majalah ini menyebabkan isi materinya disesuaikan dengan profil penumpang pesawat terbang, dikarenakan kebanyakan penumpang pesawat itu berprofesi sebagai pengusaha, maka umumnya artikel yang disajikan tidak terlepas dari tema bisnis dan hiburan. 4. Majalah berita. Merupakan satu bentuk publikasi yang mengombinasikan unsur aktualitas peristiwa mingguan dengan peliputan mendalam dan penulisan feature mingguan personal. Isi majalahnya kebanyakan ditulis dengan menggunakan pendekatan feature. 5. Divisi majalah dalam Koran. Ini adalah majalah yang diterbitkan sejumlah surat kabar kepada pelanggan mereka yang memiliki minat dan perhatian tertentu. Umumnya majalah seperti ini berisi sketsa sosok-sosok penduduk local, lembar-lembar peristiwa dan sejarah, renungan pemikiran, peristiwa budaya, tentang kebun dan tentang kiat bisnis. 6. Majalah kota. Berkembang seiring dengan matinya majalah-majalah bersirkulasi nasional. Yang ditawarkan majalah kota adalah artikel-artikel survival untuk menghadapi problematika kota besar, ditambah sajian-sajian entertaint. 7. Majalah religius. Majalah ini memuat artikel-artikel keagamaan jenisnya cukup bervariasi mulai dari majalah bergaris keras-fundamentalis sampai yang bentuk lunak-kompromistis. 8. Majalah pria. Majalah khusus yang berbicara tentang hobi para pria seperti bertualang dan memancing. 9. Majalah wanita. Materinya mulai dari yang menawarkan tips-tips dapur hingga majalah yang diisi oleh aktivis feminis yang menuntut persamaan. 10. Shelter magazine. Ditujukan kepada khalayak yang menaruh minat pada hal-hal yang berkaitan dengan rumah, pertanaman, berkebun, dekorasi interior atau berbagai aktivitas rumah lainnya. 11. Majalah pertanian. Berisi artikel yang berkisar pada topic pertanian atau peternakan, berkebun dan menanam bunga. 12. Majalah olahraga. Tema berita maupun ulasan dan artikel berkisar pada olahraga dan aktivitas fisik di luar ruangan. 13. Jurnal perdagangan. Karena ditujukan untuk kepentingan bisnis, artikelnya pun kebanyakan berkisar soal bisnis dan ekonomi. 14. Majalah perusahaan. Ada yang ditujukan untuk khalayak umum, ada pula yang diterbitkan sekedar untuk memenuhi kebutuhan perusahaan menjalin kontak antar anggota. Para pengelolanya mendasarkan isinya kepada kepentngan public relations dari kelembagaan yang menerbitkannya. 15. Majalah fraternal-organisasi persaudaraan. Diterbitkan untuk kepentingan organisasi. Berisi materi yang melibatkanpara anggota dalam proyek-proyek organisasi. 16. Majalah opini. Berisi berbagai artikel opini. Misalnya, majalah yang bervisi politik tertentu. 17. Publikasi alternatif. Cakupan isinya di mulai dari minat yang sempit dengan format sederhana, namun tak tertutup kemungkinan jika di sukai public dan berkembang menjadi besar. 18. Majalah khusus lainnya. Majalah ini meliputi pertumbuhan dari kebutuhan, minat dan perhatian masyarakat yang dari hari ke hari kian bertambah sesuai dengan peningkatan hidup keseharian yang dikehendaki masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005 Septiawan Santana K. Jurnalisme Kontemporer, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005